Home > Tas Branded
Louis vuitton, sebagian besar wanita jika ditanya salah satu merek tas branded ini, pasti mengetahuinya. Monogram LV atau simbol 2 huruf yang terkenal ini termasuk salah satu merek yang paling berharga di dunia. Siapa yang akan mengira, produk LV ini berasal dari sebuah ide.
Pertengahan abad ke-19, Eropa memasuki “era bepergian” dengan kehadiran kereta listrik, mobil dan rute kapal laut yang menyeberang benua amerika. Louis vuitton, yang bekerja pada sebuah perusahan pengepakan barang di paris, mendapat sebuah ide cemerlang bahwa tidak seorang pun bepergian tanpa membawa koper. Tahun 1854, dia mendirikan perusahaan pembuat koper yang di kenal dengan fiturnya yang ringan dan kedap udara.
Banyak pembuat koper lain meniru gaya dari produk LV dan disainnya.Untuk menghindari peniruan, pada tahun 1896, George vuitton, putra Louis Vuitton, membayangkan sebuah logo yang tidak bisa terpisah dari merek Louis Vuitton.
Dia menggambar bulatan berisi bunga berkelopak empat warna negatif. Lalu, bintang bersudut empat warna positif dan negatif. Untuk menghormati sang ayah yang meninggal empat tahun sebelumnya, George menambahkan inisial LV di antara bulatan bunga dan bintang tadi. Lahirlah sebuah komposisi yang kemudian disebut Monogram dan menjadi ikon louis vuitton yang berdasarkan tren pemakaian disain oriental jepang pada zaman victoria akhir.
Awalnya produk LV terbatas hanya untuk kaum bangsawan, raja, kaum elit dan artis dimana mereka mampu untuk membelinya. Kini produk LV dipakai oleh segala kalangan, bahkan sebagian orang cukup puas untuk membeli tiruannya. Bahkan di jepang hampir sebagian besar wanita memiliki satu atau lebih produk tas branded Louis Vuitton.
Sejarah lebih dari 100 tahun, produk tas kulit itulah yang dimunculkan dalam pameran ”Louis vuitton-the art of the automobile". Ada 19 kotak dan koper buatan Louis Vuitton dipamerkan di depan toko terbaru Louis Vuitton di Pacific Place, Jakarta, tanggal 3-28 Juli 2008, yang terbuka untuk umum. Pameran ini menandai dibukanya toko terbaru Louis vuitton di jakarta yang mengkhususkan diri pada produk barang kulit. Toko ini di desain memiliki bar, dengan meja panjang dan kursi tinggi, yang dapat di gunakan pengunjung untuk duduk seperti di meja bar.
”Idenya adalah dari Distrik Ropongi di Tokyo. Distrik itu adalah daerah hiburan yang memiliki banyak bar,” kata GM LV, Brice Baudoin dalam percakapan Kamis (3/7) siang. Mengenai pameran koper Louis vuitton, Jakarta adalah persinggahan pertama untuk pameran yang berhubungan dengan mobil. Baudoin mengakui, ini juga menunjukkan semakin pentingnya indonesia sebagai pasar louis vuitton.”Memang sekarang ekonomi sedang tidak menentu, tetapi kami berpikir jangka panjang."
Tentu saja tidak semua orang dapat memiliki louis vuitton, tetapi mereka yang membeli tahu bahwa mereka melakukan investasi jangka panjang. Ada yang datang ke toko kami dengan produk yang dia beli 10 tahun lalu dan dia tetap merasa puas. Ada juga yang mendapatkan dari ibunya,” kata Baudoin.
Kesembilan belas koper yang dipamerkan berhubungan dengan perjalanan, karena sejak awal LV selalu menyediakan produknya untuk mereka yang melakukan perjalanan sesuai mode. Karena itu, sejarah kotak dan koper Louis Vuitton berhubungan dengan sejarah mobil itu sendiri. Vuitton selalu membuat koper dan kotak berbahan kanvas yang di desain mengikuti bagasi mobil atau ditaruh di atas mobil. Tiap koper dipikirkan dengan sangat detail, selain mengikuti selera pemesannya juga memastikan tahan cuaca (air hujan dan debu) dan disesuaikan kebutuhan.