Beraneka ragam produk yang telah ada di tanah air, memberikan fenonema tersendiri. Dulu merek yang tergolong sebagai pemimpin pasar, mendapatkan pangsa pasar yang cukup luas. Kini, dengan pertumbuhan ekonomi yang naik turun, nampaknya sebagian masyarakat tidak terlalu fanatik dengan merek tertentu. Dengan bermunculan produk-produk lokal di tanah air dan bermacam-macam merek yang beredar dipasaran, merupakan sebuah peluang untuk perusahaan-perusahaan yang sedang berusaha membangun citra merek perusahaan tersebut.
Dengan keuntungan bersih 37,8 triliun rupiah dan memiliki asset senilai 1557 triliun rupiah dibandingkan perusahaan manapun juga diseluruh dunia.
Pada tahun 1992, perusahaan itu mencatat rugi 211,5 triliun rupiah.
Pada tahun 2007, dibursa saham General motor hanya bernilai 16,2 triliun rupiah dibanding dengan Toyota lebih dari 61 kali lipat ( 988 triliun ).
Apa yang terjadi pada perusahaan terbesar di amerika hingga mengalami penurunan yang drastis?
Ini bukanlah suatu persoalan. Coca –Cola mengungguli penjualan pepsi dipasar Amerika Serikat lebih dari 50%. ( Dan keunggulannya diluar Amerika serikat bahkan lebih besar lagi, salah satunya Indonesia).
Ada banyak perusahaan yang mencatatkan penjualan sekarang yang sangat berarti, dengan persepsi sekarang yang lemah. Pada akhirnya, persepsi yang lemah ini akan merusak penjualan perusahaan dan kekuatan bagian keuangan perusahaan.
Lihat saja Chevrolet ( salah satu brand General motors co. ) dan ford ( brand ford motor company ), dua brand mobil terkemuka di Amerika Serikat. Kedua brand itu terus menjual jutaan mobil dan truk per tahun. Namun, keduanya adalah brand lemah yang tertopang oleh tiga faktor yang mempengaruhi penjualannya cukup stabil.
Bukan produk atau jasa yang lebih baik yang menghasilkan brand yang kuat, melainkan bagian pasar yang sudah dikuasai sekaligus mengenal brand itu. Brand seperti McDonald’s, Starbucks, Rolex, dan banyak brand lainnya kuat karena mereka menguasai bagian pasar masing-masing.
Apakah McDonald’s membuat hamburger yang lebih baik ketimbang Burger King? (Sebuah penelitian menyatakan sebaliknya.)
1. Email berantai (chain / hoax letter)
Anda pasti pernah menerima email yang mengajak Anda untuk menyebarluaskan email undian ber- hadiah alat komunikasi jika Anda mampu memneruskan email pada sekian jumlah alamat. Percayalah, bahwa hal tersebut tidak pernah ada. Ada seseorang yang iseng atau mungkin juga institusi berbelanja alamat email supaya suatu saat bisa melakukan hal lain yang jauh lebih memperdaya.2. Undian berhadiah
Tidak ada yang datang tiba-tiba secara gratis. Jika ada sebuah perusahaan yang sangat terkenal menghubungi Anda melalui email dan meminta Anda segera mentransfer sejumlah uang untuk membayar pajak hadiah, lupakan saja. Jangan mempercayai email ini. Jika Anda penasaran kontak langsung perusahaan tersebut.